Senin, 23 Juni 2014

Fitrinya hati di Idul Fitri


Ketika senja mulai menampakkan kilaunya, kebahagiaan semakin besar. inilah hari terakhir untuk berpuasa Ramadhan tahun 2013 lalu. Tak terasa kurang dari sebulan lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan yaa. Apa sih yang ditunggu pada bulan Ramadhan? Atau lebih tepatnya apa sih yang ditunggu saat Lebaran? Ini dia jawabanku. 

ngabuburit terakhir di bulan puasa 2013
 Kala fajar membangunkanku, aku langsung  bersiap mandi, tak seperti biasanya yang malas-malasan beranjak dari kasurku yang membelaiku dengan nyaman. Aku harus rapih, wangi, dan cantik hari ini. Karena aku akan bertemu banyak orang, entah yang sudah biasa maupun yang lama tak bertemu. Terasa sangat segar tubuhku ini, walaupun semalam tidur tidak lebih dari tuga jam.
Sebelum berangkat kami harus sarapan terlebih dahulu seperti apa yang dilakukan Rasulullah konon katanya. Makanannya sangat khas dengan gaya lebaran. Ketupat yang wangi akan darun aren karena memang pembungkusnya dipilih dari daun aren, berpaduan dengan opor ayam yang legit khas bumbu nenekku. Dianjurkan jangan makan terlalu kenyang, karena setelah ini kami akan berjalan lumayan jauh, takut mual dijalan.
Setelah itu kami menuju lapangan dengan membaawa tikar untuk bekal duduk dan alas sholat, lapangan tempat kami sholat id bersama, untung semalam tidak hujan sehingga tanahnya kering. Kuakui memang ramai, orang yang tak pernah kami lihat ada juga disana. Hampir semua warga desa Kalibening ada di sana. Bayi, balita, remaja, sampai kakek nenek yang sudah peot. Sampai sana kami duduk mencari posisi paling nyaman, lalu mendengarkan khotbah dan meresapi hari Idul Fitri.
Lebaran adalah momen yang ditunggu bagi kami umat muslim. Saat seperti ini menjadikan kami dapat berkumpul sembari merasakan indahnya kebersamaan. Dari yang lebaran tahun lalu belum terlahir kemudian saat ini dia ada, masih dengan kepolosannya menangis dan merengek minta ASI disaat kerumunan manusia sedang sibuk bersalam-salaman.
Lebaran kali ini ada satu keluarga baru kami, perempuan cantik yang baru saja merasakan terangnya dunia saat gema takbir dilantunkan untuk mengingatkaan bahwa besoknya telah diharamkaan berpuasa. Dia adalah sepupuku, anak dari pamanku. Kehadirannya semakin meramaikan rumah kami, banyak tetangga dan sanak saudara berkunjung selain untuk bersilaturahmi dengan kekek nenek kami yang kebetulan salah satu yang dituakan, sakaligus ingin melihat si bayi lucu yang baru diberi nama setelah tujuh hari kelahirannya ini.

shafa umur satu hari
 Banyak makanan yang tersedia di meja kami. Mulai dari yang khas kampung, karena kami tinggal di kampung, sampai makanan bawaan kerabat dari luar kota. Sepupu-sepupuku yang lain, mereka yang sudah mahir berjalan, berbicara, serta jajan makin membuat brisik. Namun aku tak terganggu dengan keaddaan ini, aku merasa telah melewati masa itu. Mereka yang tadinya antri untuk bersalamaan dengan kakek neneknya, seketika berubah menjadi berebut karena uang yang dikeluarkan oleh kakekku. Aku tak mau ketinggalan, jatahku harus lebih banyak dari mereke, karena kebutuhanku lebih besar. Yaa itulah aku yang tak pernah mau mengalah.
  
berbagai makanan khas lebaran

 Karena jatahku lebih banyak, maka wejangan yang aku terima pun lebih panjaang lebar, dan sampai tak muat di memori otakku. Intinya aku harus lebih dewasa dalam menghadapi apapun. Ya terimakasih kakek, nenek, saudara-saudaraku yang lain yang sudah memberi perhatian lebih padaku. Aku tak akan bisa hidup tanpa kalian. Aku merindukan hari yang Fitri.
kebersaamaan yang selalu ditunggu keluarga muslim
akan hadir bayi yang lebih baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar