Selasa, 10 Juni 2014

Tebing Panjat, Panjat Tebing

Udara terasa dingin saat itu, sesaat sebelum kami memulai beraktivitas. Setelah mengetahui bahwa kami harus berjalan dari kampus IPB Dramaga menuju Ciampea, maka hati menjadi panas. Apalagi setelah kami benar-benar melakukan aksi gerak itu, yaitu berjalan sampai Ciampea dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan, semua terasa panas. Mungkin jika dilakukan saat siang hari, wajah kami akan terlihat merah padam.
Saat berada di Kars Ciampea, kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat. Kami juga membuat api agar sekiranya hewan tidak mendekati kami. Istirahat hanya beberapa jam, dan setelah jam 5 pagi kami bangun, membuat makanan, sarapan, packing, dan meninggalkan camp untuk menuju tebing tempat kita latihan. Langsung memasang segala sesuatu untuk mrmanjat dan menuruni tebing, serta alat pengaman yang saling menempel pada badan kami. Semua serba safety, agar tidak terjadi sesuatu kecelakaan yang tidak kami inginkan.
Satu persatu dari kami mulai menaiki lintasan, ada juga yang sebagian turun terlebih dahulu. Sekarang giliran saya naik tebing, kelihatan susah lintasan itu, dan ternyata memang susah. Namun selalu mencoba, mengulang, dan membenarkan teknik yang saya lakukan agar dapat sampai ke puncaknya. Kaki memijak benjolan-benjolan karst yang rasanya sangat kecil, sesekali juga terpeleset dan jatuh. Keringat bercucuran deras bagaikan air terjun, tenggorokan kering, kaki dan tangan gemetaran, dan kulit terasa terbakar oleh teriknya matahari.


Dua jalur pemanjatan tebing saya coba lalui, namun hasilnya nihil. Saya tidak pernah sampai ke puncaknya. Saya belum memiliki otot yang cukup kuat dan belum banyak berlatih. Dalam pemanjatan ini juga sangat perlu keseimbangan badan, dapat merencanakan batu mana yang akan menjadi pijakan kaki dan pegangan tangan.
Selesai memanjat, kini saatnya saya menuruni tebing dengan tali. Awalnya, suara gesekan tali membuat saya ngilu dan sedikit takut, jantungku berdetak semakin cepat. Namun saya percaya dengan segala pengaman yang telah dipasang, maka satya akan selamat sampai di bawah. Perlu diketahui dalam kegiatan ini anggaplah peralatan sebagai Tuhan.
Setelah semua kegiatan telah selesai, sekarang saatnya istirahat dan makan. Makanan yang banyak mengandung kalori sangatlah penting, agar dapat mengganti semua energi yang telah banyak digunakan dalam kegiatan di tebing ini. Makan yang cocok misalnya seperti roti, kue, coklat, keju, dan lain sebagainya. Jangan lupa juga minuman yang dapat mengganti cairan tubuh yang telah terkuras, sehingga tidak dehidrasi.
Istirahat dan makan telah dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah merapikan kembali semua peralatan yang sudah digunakan. Lakukan dengan sangat hati-hati, ingat alat adalah Tuhan kita dalam kegiatan ini. Mulai dari tali temali sampai logam, dari yang terlihat besar sampai yang kecil dan kadang tidak terlihat, semua itu jangan sampai ada yang tertinggal. Karena akan mengotori Karst itu sendiri, selain itu karena barang-barang tersebut adalah mahal harganya.

Terus berlatih kawan..

Pemanjatan Tebing Ciampea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar