Selasa, 10 Juni 2014

Katam Gunung Salak

Gunung Salak adalah salah satu gunung yang ada di daerah Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Gunung ini memiliki area yang sangat luas. Ada 4 puncak yang paling sering dikenang orang, sesuai urutan dari paling tinggi yaitu puncak salak 1, 2, 3, dan 4. Untuk sampai ke sana juga terdapat banyak sekali jalur dengan kesulitan medan dan jarak yang bervariasi. Gunung ini merupakan gunung yang memiliki kekayaan vegetasi cukup tinggi, karena beragam vegetasi pepohonan masih dapat kita temui sampai di puncak. Hanya  saja semakin tinggi maka pepohonan yang tumbuh memiliki ukuran yang semakin kecil. Selain itu udara di sana sangat dingin dan lembab, karena curah hujanya tinggi. Hampir setiap hari air hujan turun di sana.
Kemarin pada tanggal 22 Maret 2014 merupakan hari bersejarah bagi kami, terutama diri saya, karena saya telah berhasil sampai pada keempat puncak dari Gunung Salak yang terkenal dengan medan yang sulit itu. Beru kemarin saya menaiki puncak 2, setelah puncak 1, 2, dan 3 yang telah saya lewati saat mengikuti program pembinaan calon anggota mahasiswa pecinta alam IPB (Lawalata).
Sekarang kami telah resmi menjadi anggota Lawalata, salah satu hal membanggakan dalam hidup saya. Kami berjumlah 17 orang, namun yang ikut naik ke Salak 2 kemarin hanyalah 10 orang, ditambah dengan 3 orang senior yang 2 diantaranya juga belum pernah naik ke Salak 2.
Saya telah ditunjuk menjadi ketua perjalanan ini dari 4 minggu sebelum perjalanan dilakukan. Tugas saya yaitu mempersiapkan segala hal yang akan dilakukan saat kegiatan. Hal pertama yang saya lakukan adalah menugasi anggota agar semua pekerjaan terkoordinir dengan baik, dan semua anggota berperan. Tugas itu saya bagi menjadi penanggung jawab alat, konsumsi, transportasi, keuangan, dan literatur. Untuk run-down perjalanan tidak saya bagi tugas, karena kami buat bersama-sama.


Bukan hanya membagi  tugas, saya juga selalu mengecek pekerjaan mereka satu per satu, sampai mana mereka bekerja. Ada juga beberapa kali breefing yang saya lakukan. Dalam breefing, seringkali terjadi perubahan rencana seperti konsumsi, alat, dan run-down perjalanan, hal itu diujukan agar mencapai rencana terbaik dan termungkin kami lakukan. Dalam menyampaikan pendapatnya ada yang dengan sopan, ada juga yang selalu denga nada tinggi. Namun itulah keragaman, saya terima saja dengan netral walaupun sedikit kesal. Susah memang menjadi pemimpin, tapi inilah ajang untuk berlatih. Kalu tidak dari sekarang maka kapan lagi.
Kegiatan dimulai pada Sabtu, 23 Maret 2014. Kami berangkat pada pukul 21.00, dengan kondisi sehat, sudah makan siang dan istirahat cukup. Sampai di jalur pendakian di Curug Nangka pukul 22.30, setelah itu istirahat sebentar sembari melenturkan otot-otot tubuh agar tidak cidera saat mendaki, apalagi kami baru saja duduk lama di angkot dengan posisi yang tidak nyaman. Saat dirasa cukup maka kami berdoa bersama dalam keadaan melingkar. Kami berjalan dengan sigap dan semangat, kebetulan saat itu cuaca sangat cerah, banyak bintang di lagit dan bulan terlihat sebentar lagi membentuk lingkaran penuh.
Pukul 00.01 kami sampai pada pos 2, disana adalah pos terakhir kami mendapatkan air, airnya pun dari aliran pipa yang bocor. Udara dingin sekali. Kami pun mendirikan tenda dan flysheet untuk istirahat dan tidur. Lima orang ada di dalam tenda yang memang hanya cukup untuk lima orang itu, dan delapan laki-laki tidur di bawah tenda
Pukul 06.00 kami baru bangun, padahal seharusnya dalam rundown, pukul 06.00 kami harus sudah melanjutkan pendakian. Apalah daya, badan kami sudah terasa letih sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk istirahat. Tak apa kami tidak mempermasalahkan hal itu, yang penting kami memasak dan makan, sebagai energi untuk kami kedepannya. Saat pukul 08.30 kami memulai lagi pendakian dengan berjalan santai dan sembari bercerita, tertawa bersama, tidak terlalu berasa saat pukul 12.00 kami sampai di puncak 3. Lega rasanya, bahagia, dan tak terlupakan. Puncaknya tidak terlalu luas seperti puncak 1, sehingga kami hanya mendirikan satu flysheet disana, untuk sekedar berteduh, memakan cemilan, dan meminum yang hangat-hangat, karena di puncak anginnya lumayan kencang.
Satu setengah jam kami rasa telah cukup, kami sudah kedinginan ingin cepat sampai bawah lagi agar tidak terlalu dingin. Sebelum turun kami terlebih dahulu berfoto-foto sebagai bukti saya dan teman-teman telah katam Gunung Salak. Kami akan membuat iri orang lain yang belum kesana, entah karena belum ada kesempatan maupun karena memang tidak mempunyai nyali yang cukup.
Sampai di bawah lagi pukul 18.03 sesuai dengan rundown yang telah dibuat, kami pun menunggu angkot untuk pulang ke kampus IPB Dramaga. Beberapa menit menunggu akhirnya dapat juga dengan harga Rp80.000 per angkotnya. Satu jam lebih kami ada di dalam angkot dan pukul 20.00 sampai di kampus.
Evaluasi adalah hal pertama yang dilakukan setelah kegiatan. Dengan sedikit lemas kami menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan kegiatan. Dan kegiatan kami relatif sesuai dengan apa yang telah kami rencanakan.
Sekarang saatnya menunggu hasil paska kegiatan kami, akan ada beberapa produk kami mengenai pendakian Salak 2.

#nyong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar