Senin, 11 Mei 2015

Studi Lapangan Kecil dan Panjang di awal 2015 part 1

Tidak terasa sudah bulan Mei, dan saya baru ingat ada sesuatu yang belum saya kecitakan. Ini cerita yang pasti ada setiap tahun di Lawalata, tapi kali ini cerita saya berbeda. Tulisan ini saya buat pada bulan Februari 2015.



Gambar 1 anggota MPCA LAWALATA IPB sejumlah 19 orang yang siap menempuh Studi Lapangan Kecil

Saatnya datang kegiatan tahunan yang biasa dilakukan oleh Lawalata yaitu Studi Lapangan Kecil Masa Pembinaan Calon Anggota (SLK MPCA). Tujuan SLK untuk mempertajam materi yang telah diberikan dari pertama MPCA dilantik. Adapun materinya adalah survival, SAR, navigasi darat, metode komunikasi, jurnalistik, dan dokumentasi. SLK juga bertujuan untuk mempererat ikatan antarMPCA sehingga kedepannya akan mudah dilakukan kegiatan besar yang dilakukan bersama.

Sebelum melakukan kegiatan SLK tersebut, MPCA terlebih dahulu harus menjalani karantina yang dilakukan di sekertariat Lawalata. Karantina dilakukan untuk mempersiapkan seluruh keperluan untuk perjalanan panjang SLK. Persiapan tersebut antara lain adalah persiapan fisik dengan berolahraga rutin dengan porsi yang telah ditentukan oleh tim Badan Pembinaan Calon Anggota (BPCA) dan menjaga asupan makanan, mental, peralatan jalan minimum, dan berlatih koordinasi seperti membuat saung, taman, dan kolam di halaman sekertariat Lawalata, serta pendalaman literatur tentang jalur dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama SLK.

Jalur SLK dirumuskan oleh BPCA dengan persetujuan anggota Lawalata. Perjalanan dimulai dari desa Cirasamala, lalu naik ke gunung Halimun, setelah itu turun kembali menuju Kasepuhan Adat Ciptagelar melewati hutan Pameungpeuk, dengan tujuan akhir di pantai Seupang, Sawarna, Sukabumi. Semua rundownpun telah dibuat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tanggal 26 Januari 2015 adalah saatnya kami semua untuk packing. Segala sesuatu terkait logistik dipersiapkan dengan baik, tidak ada yang tertinggal, dan membuat packing-an serapih mungkin sehingga ransel terasa nyaman di punggung. MPCA yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 19 orang, dan anggota Lawalata yang mendampingi berjumlah 5 orang, yaitu Ve, Daus, Aziz, Raycel, dan Anisa. Sebenarnya anggota MPCA terdiri dari 20 orang, tetapi 1 orang tidak ikut dalam kegiatan SLK karena kecelakaan kecil yang dialaminya saat karantina.

Hari yang ditunggu-tunggupun datang, 19 anggota MPCA dan 5 anggota Lawalata terlihat gagah dengan ransel dan sepatu gunungnya masing-masing. Pukul 9.00 WIB kami berangkat menuju desa Cirasamala menggunakan satu buah truk. Kondisi jalan yang kurang baik karena melewati tumpukan batu membuat badan kami bergoyang dalam truk. Setelah 4 jam perjalanan kamipun sampai di desa Cirasamala. Turun dari truk kami melenjutkan dengan berjalan kaki menuju Gunung Halimun. Sesampainya di pucak 1 Halimun kami mendirikan tenda untuk menginap.

Gambar 2 Anisa, Ve, Daus, Pak Oding (ki-ka) 
selalu mendampingi MPCA selama perjalanan 
SLK di Gunung Halimun

Hari berikutnya adalah saatnya kami untuk menembus puncak utama Halimun ditemani Pak Oding warga asli desa Cirasamala. Perjalanan tersebut sangat menguji kesabaran kami, karena harus melewati 7 puncakan terlebih dahulu. Di puncak utama kami beristirahat dan makan siang terlebih dahulu. Tepat pukul 13.00 WIB kami turun dan langsung menuju hutan Pameungpeuk. Satu anggota Lawalata terlebih dahulu pulang karena ada kepentingan yang harus diselesaikan yaitu Anisa. Selain Anisa, semua melanjutkan perjalanan sampai ke pintu masuk hutan Pameungpeuk. Sampai di sana waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Di pintu masuk hutan Pameungpeuk kami kembali mendirikan tenda untuk beristirahat. Ada tambahan 2 orang anggota yaitu Akbar dan Aji. Hal itu membuat suasana semakin ramai.

Tanggal 29 Januari 2015 pukul 09.00 WIB kami melanjutkan perjalanan sampai setengah sebelum sampai ke Kasepuhan Adat Ciptagelar. Karena di pertengahan hutan itu kami akan menerapkan materi sesuai dengan rencana. Rencana kami adalah bermalam 3 hari di sana. Pada malam kedua ada juga tambahan anggota Lawalata yang menyusul yaitu Sheila, Ariya, Kasrizal, Galang, Irham, Hanif, dan Ira. Di sana, MPCA mempraktekkan lapangan SAR dan survival yang dilakukan dengan lancar.


Gambar 3 MPCA melakukan orientasi medan denga mengaplikasikan navigasi darat sebelum melanjutkan perjalanan

Disambung besok ya kawan, shalat Maghrib dulu. Masih banyak cerita sesampainya di Desa Ciptagelar, dan serunya di Pantai Seupang.

Twitter : @viedela_ve
IG : veviedelaak
Email : veviedelaak@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar