Jumat, 10 Agustus 2018

Produk Pertanian menuju Kekinian

      Martani sebagai tempat belajar bagi siapa saja. Sore ini beberapa perempuan berkumpul, mulai dari anak sekolah dasar hingga ibu rumah tanga. Kali ini berkumpul untuk belajar bersama mengenai pemasaran menggunakan media online yang sekarang sedang digandrungi semua kalangan. Tingkat belanja masyarakat kali ini sangat besar terutama melalui media online, entah menggunakan media sosial maupun platform belanja lainnya. Haln tersebut terjadi karena kemudahan proses belanja itu sendiri. Berbelanja online sangat membantu bagi pembeli dan penjual, karena dimanapun kita dapat melakukan transaksi hanya dengan satu syarat, yaitu memiliki akses internet. 
      BI menyebutkan bahwa tingkat belanja online masyarakat Indonesia pada tahin 2017 mencapai Rp75 Triliun Rupiah ( https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170809151902-78-233513/belanja-online-masyarakat-indonesia-tembus-rp75-triliun ). Hal tersebut yang saat ini sedang ditangkap oleh Martani sebagai peluang agar masyarakat dapat memasarkan sendiri produk yang mereka hasilkan. Kebetulan hari ini Martani kedatangan tamu bernama Nike, seorang sarjana dari kampus ternama di Indonesia yang saat ini sedang menggeluti hobi dan pekerjaannya mengelola media online untuk berjualan. Dia sempat bekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat di Bogor. Sembari bekerja, dia mulai mengelola media online nutuk berjualan ketika memiliki maktu luang. Baginya hal tersebut menjadi kesenangan tersendiri. "Apalagi waktu pertama-pertama menadapatkan orderan dari konsumen, rasanya seneng banget.", ungkapnya setelah memberikan materi.
Pada akhir tahun 2017 dia memutuskan untuk berhenti. bekerja karena dia ingin kembali ke kampungnya, yaitu di Jambi untuk tinggal dekat berama keluarganya. Bahkan keuntungan yang didapatkannya per bulan saat ini lebin besar dari jumlah gajihnya ketika bekerja saat itu. Dia merasa senang dapat dekat denna keluarga namun tetap memiliki penghasilan sendiri.
Hasil gambar untuk media sosial jualan online
     Pengetahuan itulah yang ingin disampaikan dirinya kapada orang-orang terdekat bahwa semua kalangan bisa mendapatkan penghasilan (dalam hal ini materi) dari hobi. Dia menyampaikan dengan baik mulai dari hal paling umum mengenai media online hingga teknis untuk menjadi penjual di media online. Beberapa orang yang datang sedikit merasa kesulitan karena mereka tidak terbiasa menggunakan gadget. Namun beberapa diantara mereka langsung dapat mempraktikkan apa yang Nike sampaikan. Namun mereka memiliki keinginan kurt nutuk mencoba memahami apa yang disampaikan oleh Nike. Misalnya Mba Ning, dia memiliki sepetak kebun yang ditanami bunga telang dan kelor. Sampai saat ini dia belum bisa menjual hasil panennya langsung kepada konsumen akhir. Hal tersebut dia akui karena belum memiliki kepercayaan diri untuk menjualnya, padahal dia merasakan sendiri manfaat hasil kebunnya itu bagus untuk tubuh. Namun dia memiliki kesulitan untuk mengungkapkan kepada orang lain. "Saya ini suka bingung, sebenernya banyak yang suka nanya tentang bunga telang dan kelor manfaatnya dan lain-lain. Malah suka ada yang mau beli, tapi saya kasih saja gratis untuk nyicipin, karena saya tidak mengerti tentang itu.", ungkapnya di tengah waktu praktik berjualan di media sosial. Kemudian Nike mengarahkan untuk mengambil gambar bunga telang yang ada di Martani kemudian diposting dengan beberapa trik. Lalu benar saja, ada salah satu orang yang ada dalam kontak Whatsapp milik Mba Ning menanyakan mengenai produk tersebut. Itulah yang membuat mereka semua lebih sadar dan bersemangat untuk berjualan secara online.
      Kemudian Ajeng, anak SMA yang saat ini mulai tertarik berjualan online mengaku bahwa keinginannya berjualan adalah agar tidak meminta uang orangtua untuk membeli barang-barang keperluan pribadinya. Bahkan dia bersedia datang kembali ke Martani untuk belajar bersama Nike esok harinya.
      Harapan selanjutnya adalah akan ada lebih banyak lagi orang yang berproduksi dan dapat menjual hasilnya tersebut. Meningkatkan perilaku konsumtif dibarengi dengan produktifitas yang tinggi. Terutama dilakukan untuk produk hasil pertanian yang selama ini dipandang sebelah mata dan petani sendiri tanya bisa memproduksi tapa dapat memasarkannya dengan baik. Karena produk pertanian yang baik bukan hanya untuk masyarakat kelas menengah ke atas, semua orang berhak sehat dan mendapatkan produk yang baik. Hal ini menjadi PR besar terutama bagi para pemuda yang memiliki jaringan dan kemampuan lebin tinggi dalam mengelola teknologi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar