Selasa, 31 Juli 2018

Kebun Mbah Budi

Mbah adalah sebutan untuk orang yang sudah tua. Sedangkan Mbah Budi adalah laki-laki yang tekun menanam bunga telang di Dusun Tulung, Desa Taman Martani, Kecamatan Kalasan, Yogyakarta. Lelaki yang berusia 71 tahun ini masih suka berjalan-jalan ke kebun walaupun hanya sekedar untuk mencabuti rumput atau refreshing saja. Mbah Budi telah menanam bunga telang sejak sekitar 2 tahun lalu. Saat ini tanaman bunga telangnya telah berjumlah sekitar 300. Dia hanya menyisihkan sekitar 200 msaja untuk menanam bunga telang tersebut. Tanah yang ditanami bunga telang tersebut adalah tanah yang dulu pernah digunakan untuk menanam padi. Selain bunga telang, Mbah Budi memiliki beberapa petak tanah yang dia tanami berbagai jenis tanaman seperti rosella, cabai, tomat, dan seeh wangi. Di tempat lain, Mbah Budi juga memiliki tanah yang dia tanami padi. “Saya menanam padi setahun hanya 2 kali, setelah padi lalu menanam kacang tanah atau kacang panjang.”
Mbah Budi sedang memetik bunga telang
Mbah Budi telah menjadi petani sejak muda. Saat ini dia sedang mengarahkan anak-anaknya menjadi petani juga. Namun petani seperti Mbah Budi saat ini jarang ditemui, yaitu sosok petani yang suka mencoba hal baru dan berani mengambil risiko. Buktinya dia mengerahkan sepetak tanahnya untuk menanam bunga telang, padahal dulunya dia menanam padi yang sudah jelas ada hasilnya. Sedangkan awalnya dia tidak mengetahui bunga telang itu sendiri. Risiko itu dia ambil setelah mendapatkan tawaran dari Yusup dan Rita, founder Martani Pangan Sehat agar tanahnya bisa disewa untuk menanam bunga telang. Namun Mbah Budi tidak mau dengan alasan jika tanahnya disewakan maka dia tidak bisa melakukan apa-apa. Pemikirannya sangat sederhana, karena dia memahami arti tanah bagi dirinya dan keluarganya. “Saya tidak mau sewakan tanah saya, jadi biar saya saja yang tanami bunga telang, tapi mereka (Rita dan Yusup) mencarikan bibitnya.” Sejak itulah Mbah Budi bergairah untuk melakukan hal baru.
Setiap pagi anak-anaknya membantu memetik bunga telang dan mengurus kebunnya. Lima orang anaknya keseluruhan memiliki rumah di dekat dengan rumah Mbah Budi. Sehingga mereka bisa membantu Mbah Budi. Mbah Budi mengakui dengan adanya kebun bunga telang ini anak-anaknya menjadi kompak.
Selain mengurus kebun, Mbah Budi juga mempersiapkan pupuknya sendiri. Pupuk cair yang dibuat tidak hanya untuk kebun bunga telangnya, namun juga untuk padi di sawahnya. Hal itu membuat Mbah Budi tidak perlu memebeli pupuk buatan lagi. “Saya jadi irit kalau ga beli pupuk.”, ungkapnya sambil mengupas kulit kacang tanah. Pupuk cair tersebut terbuat dari air kelapa, air cucian beras, dan gula, yang kemudian disimpan hingga 1-2 minggu. Dia juga menambahkan nutrisi kepada tanaman dengan pupuk kandang dari kandang sapi miliknya. Selain itu dia juga membuat obat sendiri. Hal itu terpicu oleh bunga telangnya yang diserang ulat, maka dia bersama Yusup membuat obat untuk mengusir ulat dengan beberapa kali percobaan, pecobaan yang berhasil adalah mencampurkan tembakau dengan cabai lalu diamkan hingga seminggu, baru cairannya dicairkan (tambahkan dengan air) dan disemprotkan ke tumbuhan yang terserang ulat.
Bunga telang segar sehat dengan pupuk cair alami
Pemahaman Mbah Budi mengenai mengapa harus menggunakan pupuk cair, atau bukan dengan pestisida dan obat-obatan lainnya dapat dibilang sudah cukup dalam. Sehingga Mbah Budi dapat melakukan mulai penanaman hingga pengerinagn dan pengemasan dengan senang hati tanpa paksaan. Namun fenomena yang aneh terjadi, karena nilai dalam memaknai sehat dan organik tidak dapat tersampaikan ke anak-anak Mbah Budi yang notabenenya lebih muda dan seharusnya lebih dapat menangkap informasi yang diterimanya. Selain Mbah Budi, mereka hanya tahu mengenai uang yang dihasilkan dari produk, sehingga hal ini akan sama saja dengan konsep pabrik yang mana bekerja dengan target. Padahal awalnya Mbah Budi melakukannya dengan senang hati, artinya hanya ingin mencoba dan jika berhasil maka hanya akan menjadi bonus. Namun kali ini seperti sangat terburu-buru, jika sudah panen maka mereka (selain Mbah Budi) harus segera dibayarkan walaupun sesungguhnya bunga telang yang dikumpulkan masih tertumpuk (belum terjual hingga ke konsumen akhir). Konsep Martani Pangan Sehat yang dibangun dari awal bukan ingin mencetak petani seperti itu. Namun lebih pada pembelajaran petani agar mau mencoba hal baru yang menguntungkan bagi dirinya, keluarganya, lingkungan, dan orang lain. 
Saat ini bunga telang kering yang dihasilkan oleh kebun Mbah Budi adalah sekitar 2 kantong dengan berat total sekitar 800 gram per hari. Total jumlah itu terhimpun dari bunga telang biasa dan bunga telang tumpuk, walaupun komposisi bunga telang tumpuk hanya 1/4nya saja.
Yuk bantu sebarkan tentang bunga telang dan petani yang ada di balik layar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar