Sabtu, 02 Maret 2019

Canang Bu Cening


Perempuan baginya adalah seseorang yang dikodratkan sebagai pendaming bagi lelaki. Hal itu ditunjukkan dengan ucapannya ketika perbincangan hangat mengenai peran dalam keluarga. Dia adalah isteri Pak Eka, seorang nelayan yang sekaligus menjadi tokoh dalam pembentukan kelompok masyarakat di Desa Les untuk pembangunan desa yang lebih baik. Bu Cening mengatakan bahwa dulu ketika musim cumi setiap pagi dia pergi ke pantai untuk menjemput suaminya yang telah semalaman melaut. dia harus bangun pagi-pagi sekali untuk memulai hari. paling tidak sebelum pergi ke pantai dia sudah menyiapkan air panas untuk membuat minuman hangat sebagai pelengkap sarapan. Ini adalah hal yang wajar dilihat setiap pagi di Pantai Penyumbahan, Desa Les. Para isteri menjemput dan membantu suaminya seperti mengaitkan tali penahan perahu, memasang papan dan kayu yang berbentuk tabung untuk memudahkan perahu naik ke daratan ketika ditarik, hingga membereskan isi perahu seperti hasil tangkapan ikan dan sisa bekal makanan para suami. Semua itu ditata rapih, tampat makan, jas hujan, pancing, jarring, atau alat lainnya agar mudah diambil ketika akan digunakan lagi.
Setelah itu dia akan  memisahkaan  ikan hasil tangkapan, yang mana akan dijual dan yang mana akan dikonsumsi sendiri atau sekedar dibagikan kepada kerabat yang saat itu tidak melaut. Kegiatan itu selesai hingga ikan sampai di tangan pembeli. Biasanya ada pemborong yang siap menampung hasil tangkapan nelayan dengan menerapkan syarat tertentu. Misalnya kebijakan peminjaman dana, peminjaman bahan bakar, penentuan harga, dan lain-lain.
Bu Cening dan isteri nelayan lainnya kembali ke rumah untuk menyiapkan sarapan suaminya, lalu masak, sampai bersih-bersih rumah. Seringkali pekerjaan itu dilakukan dalam waktu yang sama agar dapat selesai lebih cepat.  Terutama bagi mereka yang memiliki target waktu karena dikejar pekerjaan lain di luar tanggung jawab rumah.
Memasak baginya adalah hal yang wajib bisa dilakukan oleh perempuan. Karena perempuanlah yang mengurus seberapa banyak pengeluaran dapur untuk membantu suaminya mengatur rumah tangga. Karena makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus ada setiap hari. Maka jika tidak memasak pastinya sebuah keluarga harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli masakan yang siap santap. Memasak sendiri di rumah adalah jawaban yang tepat untuk memperkecil pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang lain masih terlalu banyak untuk dihitung dan bisa jadi tidak dapat terpenuhi jika dari dapur saja perlu banyak pengeluaran.
Selain itu rutinitas setiap pagi yang wajib dilakukan adalah sembahyang. Setelah selesai memasak, dia menyiapkan sesajen dari segala sesuatu yang keluarganya makan. Ini dapat diartikan sebagai ucapan terimakasih kepada Tuhan atas segala kenikmatan, keselamatan, dan kehidupan yang telah diberikan hingga saat itu juga. Setiap orang memiliki tempat ibadah yang berbeda, misalnya tempat penguburan ari-ari anak, sudut, ruangan tertentu, tempat tertentu yang menandakan suatu kejadian, pintu, dan lain-lain, kecuali pura keluarga yang harus diberikan sesajen oleh seluruh anggota keuarga itu sendiri.
Sembahyang selesai bukan berarti seluruh kegiatan selesai juga. Seperti Bu Cening, dan bisa jadi beberapa isteri nelayan lain melakukan hal ini, yaitu membuat canang. Bu Cening memilih membantu suaminya untuk menghidupi kehidupan dengan cara menjadi penyedia canang, banyak pedagang kecil datang ke rumahnya untuk mengambil canang dan dijual kembali. Tangannya lihai, memotong, menyusun, dan menghias canang dengan cantik. Canang digunakan untuk alat sembahyang setiap penganut Hindu sehingga selalu ada permintaan setiap hari. seharusnya seluruh perempuan Bali terutama penganut Hindu harus bisa membuat canang sendiri karena merupakan kebutuhan harian untuk sembahyang, namun karena kesibukan lain biasanya mereka memilih membeli saja agar dapat melakukan pekerjaan lain,. Pekerjaan membuat canang  ini dilakukan Bu Cening dengan senang hati. Seringkali dia dibantu oleh menantunya ketika pesanan sedang banyak, terutama di waktu tilem atau pertengahan bulan kalender Bali. Kadang juga dihibur oleh kedua cucu perempuannya yang lucu, walaupun seringkali justru menghambat pekerjaan tapi dia terlihat senang.
Inilah saatnya istirahat di pertengahan siang. Hal ini bagus untuk menjaga kestabilan daya tahan tubuh setelah pekerjaan yang berat sejak matahari belum terbit. Dia mengajak cucu pertamanya tidur siang bersama. Setelah itu bangun dan menyuapinya. Dia megasuh cucu pertamanya yang bernama Astrini setiap hari karena ditinggal kerja oleh ibunya pada pukul 9 pagi hingga 5 sore. Usianya dibawah 5 tahun dan sedang banyak bergerak membuat neneknya harus mengawasinya extra agar tetap selamat dan senang.
Baginya laut adalah sumber kehidupan, karena bisa membuat suami dan anak-anaknya mendapatkan penghasilan dari sana. Walaupun suaminya saat ini jarang melaut karena sudah memiliki pekerjaan lain, namun slogan itu masih tetap sama, karena pekerjaan lain suaminya itu juga banyak berhubungan dengan laut.

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    buat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
    kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus