Selasa, 06 Desember 2016

Anak Kucing Menggemaskan

Zoro dan Nami (Namiatul) itu nama kedua kucing kami (aku dan pacarku). Awalnya ngga terbayang bisa ngurus anak-anak kucing ini, wong ngurus diri sendiri aja masih belum beres (suka lupa makan, lupa mandi, sering juga lupa tidur, kalau udah tidur malah lupa bangun). Kami mengadpsi Nami terlebih dahulu pada akhir Oktober 2016 ketika dia berusia 3 bulan. Dialah si kucing betina berwarna hitam hasil kehilafan Jawa Persia milik tetangga kamar kosan. Jadi wajahnya agak bulat dan ekornya panjang, namun rambutnya pedek. Nami sosok anak kucing yang sehat, enerjik, suka banget main lari-larian itulah kenapa dia kami adopsi.

Malam itu saatnya Nami pidah rumah, namun dia berubah karakter, hanya diam, mainan yang aku berikan tidak dicolek sedikitpun sama dia, sepertinya semalaman dia ngga makan, ngga minum, dan ngga buang air kecil maupun besar. Kasihan sih, tapi kata si pemilik (seorang dokter hewan) “Kucing memang begitu, masih perlu adaptasi. Tapi ngga lama kok soalnya dia masih kecil jadi mudah beradaptasi”. Benar saja malam kedua dia mulai tertarik dengan mainan yang kami berikan, tangannya sedikit-sedikit meraih mainan, tapi masih malu-malu kucing. Malam kedua itupun dia mau makan dan minum, dan buang air besar. OH MY GOD rasanya ngeliatin kucing yang lagi berak itu kaya ludah mu ngga mau tertelah, hanya tertahan di tenggorokan. Belum lagi kepikiran besok harus ngebersihin itu semua. Beberapa hari aku mencoba membiasakan diri, tiap pagi buang eek kucing yag ada di pasir, walaupun harus pakai masker agar baunya ngga menusuk tetep aja masih berasa. Tidak lupa aku harus memberikan dia makanan dan air minum di tempat makannya.
Sekiranya semingguan setelah Nami, tepat pada tanggal 4 November 2016 kami kembali mengadopsi anak kucing jantan yang berusia 4,5 bulan. Dia kami beri nama Zoro, si kucing anggora murni yang warnanya kuning kombinasi putih. Ekornya panjang, pokoknya rambutnya enak banget buat dielus-elus. Inilah malam yang penuh tantangan bagi kami dan Nami. Nami yang seolah-olah tidak terima kalau ada penghuni baru di teritorinya selalu mengeram sambil memasang wajah seram pada Zoro. Sayangnya Zoro terlihat seperti kucing jantan yang tidak terbawa emosi, dia hanya diam dan sepertinya berfikir “Ini kucing ngapain sih, cewek kok marah-marah gitu”. Tingkah Nami memang ngeselin banget tak ada hentinya hingga 3 hari penuh. Walaupun dia tidak berani main tangan, seolah-olah hanya menakut-nakuti saja.

Tapi setelah semua itu terlewati, semua aman dan damai. Bahkan mereka berdua seperti tidak ingin dipisahkan. Pernah kami pisahkan semalam, Nami seperti kebingungan dan mencari-cari Zoro, dia tidak bergairah untuk bermain. Ketika dipertemukan kembali, mereka sangat hangat dan aasyik bermain. Sekarang tidurpun mereka selalu saling menempelkan badan. Heran ya, bikin iri manusia aja. semoga Nami dan Zoro selalu sehat dan akrab. Kami akan sebisa mungkin terus merawat mereka. udah terlanjur sayang sih. Kalau pulang ke kosan walaupun seisi kamar berantakan, tapi seneng ngeliat tingkah mereka yang lucu. Seneng disambut mereka yang bermanja-manja menggesek-gesekkan badan ke kakiku. Hanya saja ada hal yang membuat kami khawatir yaitu, andai saja Nami hamil duluan di usia muda, nanti pasti kandungannya akan bermasalah. Gimana ya cara mencegahnya agar mereka birahi pada waktu yang tepat?


Zoro yang paling suka nempel-nempel, dia suka banget sama kaki dan tanganku, juga sama badan Nami. Kalau udah nempel di kaki dia pasti jilatin jariku, geli sih tapi tidak basah atau meinggalkan kotoran di kulit, bener-bener bersih. Intinya dia manja banget. Oh ya awalnya dia sempet kaget mungkin sama makanan yang aku kasihkan agar tidak ribet dengan jenis makanan yang  berbeda. Aku mencoba memberikannya makanan yang sama dengan makanan Nami, toh kucing kalau dikasih makanan apa saja pasti mau dimakan. Hasilnya malah dia mencret. Tapi kata dokter, itu hal yang wajar, dia akan sehat setelah terbiasa dengan makanan itu kurang lebih 4 hari. Ucapan dokter ternyata benar juga. Walaupun mencret Zoro tetap saja stay cool dia ngga rewel, beda kali ya sama manusia kalau lagi sakit pasti rewel, apalagi bayi. Aku belum bisa membayangkan itu semua. Zoro itu suka main tapi ngga seenerjik Nami, dia lebih suka ngeliatin Nami main. Mungkin ada pengaruhnya kali ya dari jenis kelamin, kucing jantan lebih pendiam dari pada betina. Kalau masalah makan, Zoro jagonya makan. Tidak hanya makan, dia juga banyak minum. Bisa jadi kucing ras murni memang lebih suka minum barangkali. Ini hanya terkaanku saja. Atau dipengaruhi sama jenis kelamin juga pun aku belum mengkroscek ke yang lebih ahli.

Punya kucing itu menyenangkan, karena sekarang aku ngga lagi jijik dengan semua kotoran mereka, sudah terlalu terbiasa. Kami suka mengajak mereka bermain, bahkan kami membelikan beberapa mainan khusus untuk kucing, pagi-pagi dibangunin sama suara cempreng mereka yang berisik minta makan, walaupun kadang ngeselin suka ngerecokin pas lagi mengerjakan sesuatu. Mereka sangat menggemaskan, setiap hari aku memberikan pelukan pada mereka satu persatu agar lebih akrab. Aku sudah bisa memotong kuku kucing juga, hanya saja untuk memandikan mereka aku belum berani, bisanya kami memandikannya di salon hewan saja. Oh ya satu lagi, kucing juga suka nonton loh, entah kenapa saat itu aku nonton mereka ikutan duduk diem dan matanya fokus ke laptop, entahlah mereka tau veritanya atau ngga. Tapi kalau dipotret dari suatu sudut tanpa sengaja akan terlihat seperti kita adalah keluarga bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar