Minggu, 22 April 2018

Hari Bumi 2018


Bumi adalah satu-satunya planet di dunia yang dapat ditinggali oleh manusia. Hal itu berkaitan dengan ketersediaan oksigen, air, dan beberapa materi lain yang mendukung kelangsungan hidup manusia. Namun belakangan ini bumi sedang mengalami berbagai ancaman. Beberapa ancaman tersebut disebabkan karena kegiatan manusia.

Salah satu yang manusia lakukan adalah memproduksi sampah yang berlebihan. Samakin hari sampah semakin banyak. Selain memproduksi, manusia juga malas untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Sehingga berujung menjadi berserakan di seluruh tempat. Seringkali ditemukan sampah yang menggantung di atas pohon, sampah yang tertumpuk di atas tanah hingga terpendam di dalam tanah tersebut, di pinggiran trotoar yang dapat mengganggu para pejalan kaki, sampah di selokan, di sungai, hingga sampah yang terdampar hingga di tengah laut.
Sampah mengganggu ekosistem yang berlangsung di bumi. Karena sampah dapat termakan oleh satwa liar yang menybabkan kematian pada satwa tersebut. Sehingga keseimbangan rantai makanan akan terganggu. Kemudian berdampak pada lingkungan sebagai habitat satwa tersebut. Misalnya sampah yang termakan oleh monyet yang ada di hutan yang menyebabkan monyet mati, maka hutan akan hilang karena kehilangan salah satu hewan penyebar benih pohon. Pada akhirnya manusia juga aka merugi karena kesulitan mendapatkan air dan oksigen yang seharusnya dihasilkan oleh pohon. Sampah juga yang seringkali membuat banjir karena mengambat aliran air di sungai. Hal yang paling buruk adalah sampah yang membuat air menjadi kotor dan tidak sehat, pada dasarnya kita akan selalu butuh air, sehingga mau tidak mau kita harus mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh sampah. Selain itu seringkali tanpa sadar juga kita mengkonsumsi ikan laut yang mengandung mikroplastik, karena sampah yang sudah lama berada di  laut akan terurai menjadi mikroplastik yang termakan oleh ikan atau hewan lainnya di laut. Ini sangat mengerikan.
Keberadaan Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki (Tasikoki Animal Rescue and Education Centre) ada untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan mengenai satwa liar. Seluruh program yang dibuat semata-mata untuk menyelamatkan lingkungan. Salah satu programnya adalah kunjungan sekolah, dapat berupa dikunjungi atau mengunjungi sekolah. Kegiatan dalam kunjungan sekolah dikemas dengan berbagai cara seperti materi kelas dan praktik di lapangan. Edukasi peserta kunjungan sekolah akan lebih tersampaikan dengan materi yang dilanjutkan dengan praktik.
Salah satu kegiatan praktik lapangan adalah penanaman pohon dan bersih-bersih. Pentingnya melakukan kegiatan selalu disampaikan sebelum praktik agar peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh kesadaran, bukan karena keterpaksaan. Pada 3 kesempatan kunjungan sekolah di awal tahun 2018, diantara bulan Maret-April ini kami selalu melakukan bersih-bersih di Pantai Tasikoki dan Pantai Tulap. Terlebih karena Pantai Tulap adalah lokasi peneluran penyu. Jika banyak sampah di sana maka penyu akan terganggu, dalam proses ibu penyu dalam bertelur maupun bagi penyu yang baru menetas untuk menuju ke laut. Namun kami selalu mendapatkan banyak sampah hingga kunjungan sekolah ke tiga. Sampah tersebut berupa kantong plastik, botol plastik, sisa medis, kemasan kosmetik, alat dapur, alat elektronik, styrofoam, korek, pakaian, sandal, sepatu, popok, dan lain sebagainya. Beberapa sampah berasal dari daratan, beberapa juga berasal dari tengah laut yang terbawa oleh ombak hingga kembali mendarat di pantai.
Jumlah yang diangkat dari pantai selalu banyak. Bisa dibayangkan jika sampah tersebut tidak diangkat maka akan berdampak sangat buruk bagi lingkungan. Kesadaran manusia sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah bersama. Melakukan bersih-bersih tidak akan pernah cukup jika manusia masih tetap membuang sampah dimanapun. Hal paling kecil yang bisa dilakukan adalah membawa alat makan dan minum sendiri yang dapat digunakan ketika akan membeli minuman dan makanan di luar, seharusnya juga membawa tas yang dapat digunakan berkali-kali agar dapat digunakan ketika berbelanja. Selain itu kita juga harus bijak dalam menggunakan barang, pilih sebaik mungkin sehingga konsumsi sampah tidak terlalu banyak. Jika terpaksa menggunakan barang yang berbahan plastik atau lainnya yang dapat mengganggu ekosistem maka lakukan pengolahan ulang sehingga tidak langsung dibuang.

Bumi adalah milik kita semua, kita hanya meminjamnya dari generasi berikutnya. Sehingga jangan sampai kita mewariskan bumi yang rusak dan sumber daya yang tidak layak pakai untuk mereka. Mari saling mengingatkan untuk menjaga bumi ini. Selamat Hari Bumi 2018!

1 komentar:

  1. Sa suka penjelasan sampah yg terkumpul cukup detil. Sampah popok bayi, pampers orang tua, woman pad / bekas mens, itu adalah sampah yg mengganggu banget. Nyangkut di aliran air saat dibuang ke sungai biasanya. Gak tahu juga bagaimana TPA mengolah sampah begituan. Kombinasi antara bauk dan plastik yg susah terurai. Pernah ngamatin berapa lama sampah bekas woman pad? Ada nih photonya, sisa plastik setelah dikubur lebih dari 6 bulan, tetep lho. Ada semacam serat plastik yg tidak terurai tanah. Mungkin bijak jika ditambahkan ajakan untuk perempuan aktif agar menggunakan pad yg ramah lingkungan???

    BalasHapus