Gunung Salak
adalah salah satu gunung yang ada di daerah Taman Nasional Gunung Halimun
Salak. Gunung ini memiliki area yang sangat luas. Ada 4 puncak yang paling
sering dikenang orang, sesuai urutan dari paling tinggi yaitu puncak salak 1,
2, 3, dan 4. Untuk sampai ke sana juga terdapat banyak sekali jalur dengan
kesulitan medan dan jarak yang bervariasi. Gunung ini merupakan gunung yang
memiliki kekayaan vegetasi cukup tinggi, karena beragam vegetasi pepohonan masih dapat
kita temui sampai di puncak. Hanya saja
semakin tinggi maka pepohonan yang tumbuh memiliki ukuran yang semakin kecil.
Selain itu udara di sana sangat dingin dan lembab, karena curah hujanya tinggi.
Hampir setiap hari air hujan turun di sana.
Kemarin pada
tanggal 22 Maret 2014 merupakan hari bersejarah bagi kami, terutama diri saya,
karena saya telah berhasil sampai pada keempat puncak dari Gunung Salak yang
terkenal dengan medan yang sulit itu. Beru kemarin saya menaiki puncak 2,
setelah puncak 1, 2, dan 3 yang telah saya lewati saat mengikuti program
pembinaan calon anggota mahasiswa pecinta alam IPB (Lawalata).
Sekarang kami
telah resmi menjadi anggota Lawalata, salah satu hal membanggakan dalam hidup
saya. Kami berjumlah 17 orang, namun yang ikut naik ke Salak 2 kemarin hanyalah
10 orang, ditambah dengan 3 orang senior yang 2 diantaranya juga belum pernah
naik ke Salak 2.
Saya telah ditunjuk
menjadi ketua perjalanan ini dari 4 minggu sebelum perjalanan dilakukan. Tugas
saya yaitu mempersiapkan segala hal yang akan dilakukan saat kegiatan. Hal
pertama yang saya lakukan adalah menugasi anggota agar semua pekerjaan
terkoordinir dengan baik, dan semua anggota berperan. Tugas itu saya bagi
menjadi penanggung jawab alat, konsumsi, transportasi, keuangan, dan literatur.
Untuk run-down perjalanan tidak saya bagi tugas, karena kami buat bersama-sama.
Bukan hanya
membagi tugas, saya juga selalu mengecek
pekerjaan mereka satu per satu, sampai mana mereka bekerja. Ada juga beberapa
kali breefing yang saya lakukan. Dalam breefing, seringkali terjadi perubahan
rencana seperti konsumsi, alat, dan run-down perjalanan, hal itu diujukan agar
mencapai rencana terbaik dan termungkin kami lakukan. Dalam menyampaikan
pendapatnya ada yang dengan sopan, ada juga yang selalu denga nada tinggi.
Namun itulah keragaman, saya terima saja dengan netral walaupun sedikit kesal.
Susah memang menjadi pemimpin, tapi inilah ajang untuk berlatih. Kalu tidak
dari sekarang maka kapan lagi.
Kegiatan
dimulai pada Sabtu, 23 Maret 2014. Kami berangkat pada pukul 21.00, dengan
kondisi sehat, sudah makan siang dan istirahat cukup. Sampai di jalur pendakian
di Curug Nangka pukul 22.30, setelah itu istirahat sebentar sembari melenturkan
otot-otot tubuh agar tidak cidera saat mendaki, apalagi kami baru saja duduk
lama di angkot dengan posisi yang tidak nyaman. Saat dirasa cukup maka kami
berdoa bersama dalam keadaan melingkar. Kami berjalan dengan sigap dan semangat,
kebetulan saat itu cuaca sangat cerah, banyak bintang di lagit dan bulan
terlihat sebentar lagi membentuk lingkaran penuh.
Pukul 00.01
kami sampai pada pos 2, disana adalah pos terakhir kami mendapatkan air, airnya
pun dari aliran pipa yang bocor. Udara dingin sekali. Kami pun mendirikan tenda
dan flysheet untuk istirahat dan tidur. Lima orang ada di dalam tenda yang memang
hanya cukup untuk lima orang itu, dan delapan laki-laki tidur di bawah tenda
Pukul 06.00
kami baru bangun, padahal seharusnya dalam rundown, pukul 06.00 kami harus
sudah melanjutkan pendakian. Apalah daya, badan kami sudah terasa letih
sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk istirahat. Tak apa kami tidak
mempermasalahkan hal itu, yang penting kami memasak dan makan, sebagai energi
untuk kami kedepannya. Saat pukul 08.30 kami memulai lagi pendakian dengan
berjalan santai dan sembari bercerita, tertawa bersama, tidak terlalu berasa
saat pukul 12.00 kami sampai di puncak 3. Lega rasanya, bahagia, dan tak
terlupakan. Puncaknya tidak terlalu luas seperti puncak 1, sehingga kami hanya
mendirikan satu flysheet disana, untuk sekedar berteduh, memakan cemilan, dan
meminum yang hangat-hangat, karena di puncak anginnya lumayan kencang.
Satu setengah
jam kami rasa telah cukup, kami sudah kedinginan ingin cepat sampai bawah lagi
agar tidak terlalu dingin. Sebelum turun kami terlebih dahulu berfoto-foto sebagai
bukti saya dan teman-teman telah katam Gunung Salak. Kami akan membuat iri
orang lain yang belum kesana, entah karena belum ada kesempatan maupun karena
memang tidak mempunyai nyali yang cukup.
Sampai di bawah
lagi pukul 18.03 sesuai dengan rundown yang telah dibuat, kami pun menunggu
angkot untuk pulang ke kampus IPB Dramaga. Beberapa menit menunggu akhirnya
dapat juga dengan harga Rp80.000 per angkotnya. Satu jam lebih kami ada di
dalam angkot dan pukul 20.00 sampai di kampus.
Evaluasi adalah
hal pertama yang dilakukan setelah kegiatan. Dengan sedikit lemas kami
menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan kegiatan. Dan kegiatan kami
relatif sesuai dengan apa yang telah kami rencanakan.
Sekarang
saatnya menunggu hasil paska kegiatan kami, akan ada beberapa produk kami
mengenai pendakian Salak 2.
#nyong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar