Udara terasa
dingin saat itu, sesaat sebelum kami memulai beraktivitas. Setelah mengetahui bahwa kami harus berjalan dari kampus
IPB Dramaga menuju Ciampea, maka hati menjadi panas. Apalagi setelah kami benar-benar melakukan aksi gerak itu, yaitu berjalan sampai Ciampea dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan, semua
terasa panas. Mungkin jika dilakukan saat siang hari, wajah kami akan terlihat merah
padam.
Saat berada di
Kars Ciampea, kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat. Kami juga
membuat api agar sekiranya hewan tidak mendekati kami. Istirahat hanya beberapa
jam, dan setelah jam 5 pagi kami bangun, membuat makanan, sarapan, packing, dan
meninggalkan camp untuk menuju tebing tempat kita latihan. Langsung memasang
segala sesuatu untuk mrmanjat dan menuruni tebing, serta alat pengaman yang
saling menempel pada badan kami. Semua serba safety, agar tidak terjadi sesuatu
kecelakaan yang tidak kami inginkan.
Satu persatu
dari kami mulai menaiki lintasan, ada juga yang sebagian turun terlebih dahulu.
Sekarang giliran saya naik tebing, kelihatan susah lintasan itu, dan ternyata
memang susah. Namun selalu mencoba, mengulang, dan membenarkan teknik yang saya
lakukan agar dapat sampai ke puncaknya. Kaki memijak benjolan-benjolan karst
yang rasanya sangat kecil, sesekali juga terpeleset dan jatuh. Keringat
bercucuran deras bagaikan air terjun, tenggorokan kering, kaki dan tangan
gemetaran, dan kulit terasa terbakar oleh teriknya matahari.
Dua jalur
pemanjatan tebing saya coba lalui, namun hasilnya nihil. Saya tidak pernah sampai
ke puncaknya. Saya belum memiliki otot yang cukup kuat dan belum banyak
berlatih. Dalam pemanjatan ini juga sangat perlu keseimbangan badan, dapat
merencanakan batu mana yang akan menjadi pijakan kaki dan pegangan tangan.
Selesai memanjat,
kini saatnya saya menuruni tebing dengan tali. Awalnya, suara gesekan tali
membuat saya ngilu dan sedikit takut, jantungku berdetak semakin cepat. Namun
saya percaya dengan segala pengaman yang telah dipasang, maka satya akan
selamat sampai di bawah. Perlu diketahui dalam kegiatan ini anggaplah peralatan
sebagai Tuhan.
Setelah semua
kegiatan telah selesai, sekarang saatnya istirahat dan makan. Makanan yang banyak
mengandung kalori sangatlah penting, agar dapat mengganti semua energi yang
telah banyak digunakan dalam kegiatan di tebing ini. Makan yang cocok misalnya
seperti roti, kue, coklat, keju, dan lain sebagainya. Jangan lupa juga minuman
yang dapat mengganti cairan tubuh yang telah terkuras, sehingga tidak
dehidrasi.
Istirahat dan
makan telah dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah merapikan kembali
semua peralatan yang sudah digunakan. Lakukan dengan sangat hati-hati, ingat
alat adalah Tuhan kita dalam kegiatan ini. Mulai dari tali temali sampai logam,
dari yang terlihat besar sampai yang kecil dan kadang tidak terlihat, semua itu
jangan sampai ada yang tertinggal. Karena akan mengotori
Karst itu sendiri, selain itu karena barang-barang tersebut adalah mahal
harganya.
Terus berlatih
kawan..
Pemanjatan Tebing Ciampea |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar