Zoro dan Nami (Namiatul) itu nama kedua kucing kami (aku dan pacarku).
Awalnya ngga terbayang bisa ngurus anak-anak kucing ini, wong ngurus diri
sendiri aja masih belum beres (suka lupa makan, lupa mandi, sering juga lupa
tidur, kalau udah tidur malah lupa bangun). Kami mengadpsi Nami terlebih dahulu
pada akhir Oktober 2016 ketika dia berusia 3 bulan. Dialah si kucing betina
berwarna hitam hasil kehilafan Jawa Persia milik tetangga kamar kosan. Jadi wajahnya
agak bulat dan ekornya panjang, namun rambutnya pedek. Nami sosok anak kucing
yang sehat, enerjik, suka banget main lari-larian itulah kenapa dia kami
adopsi.
Malam itu saatnya Nami pidah rumah, namun dia berubah karakter, hanya
diam, mainan yang aku berikan tidak dicolek sedikitpun sama dia, sepertinya
semalaman dia ngga makan, ngga minum, dan ngga buang air kecil maupun besar.
Kasihan sih, tapi kata si pemilik (seorang dokter hewan) “Kucing memang begitu,
masih perlu adaptasi. Tapi ngga lama kok soalnya dia masih kecil jadi mudah
beradaptasi”. Benar saja malam kedua dia mulai tertarik dengan mainan yang kami
berikan, tangannya sedikit-sedikit meraih mainan, tapi masih malu-malu kucing.
Malam kedua itupun dia mau makan dan minum, dan buang air besar. OH MY GOD
rasanya ngeliatin kucing yang lagi berak itu kaya ludah mu ngga mau tertelah,
hanya tertahan di tenggorokan. Belum lagi kepikiran besok harus ngebersihin itu
semua. Beberapa hari aku mencoba membiasakan diri, tiap pagi buang eek kucing
yag ada di pasir, walaupun harus pakai masker agar baunya ngga menusuk tetep
aja masih berasa. Tidak lupa aku harus memberikan dia makanan dan air minum di
tempat makannya.
Sekiranya semingguan setelah Nami, tepat pada tanggal 4 November 2016
kami kembali mengadopsi anak kucing jantan yang berusia 4,5 bulan. Dia kami
beri nama Zoro, si kucing anggora murni yang warnanya kuning kombinasi putih.
Ekornya panjang, pokoknya rambutnya enak banget buat dielus-elus. Inilah malam
yang penuh tantangan bagi kami dan Nami. Nami yang seolah-olah tidak terima
kalau ada penghuni baru di teritorinya selalu mengeram sambil memasang wajah
seram pada Zoro. Sayangnya Zoro terlihat seperti kucing jantan yang tidak
terbawa emosi, dia hanya diam dan sepertinya berfikir “Ini kucing ngapain sih,
cewek kok marah-marah gitu”. Tingkah Nami memang ngeselin banget tak ada
hentinya hingga 3 hari penuh. Walaupun dia tidak berani main tangan,
seolah-olah hanya menakut-nakuti saja.